Hati disini bukan liver tetapi kalbu. Kalbu itu intinya hati, hati yang murni. Saat kalbu merasa bahagia maka apapun tindakan yang dilakukan akan menghasilkan kebahagiaan berikutnya.

Untaian puitisnya dicukupkan sampai disini sebab penulis bukanlah seorang pujangga yang pandai bermain kata.

Pentingnya memilih properti sesuai isi hati, tentu disesuaikan pula dengan isi kantong. Tetapi ketika hati berkehendak, kantong selalu mengikuti karena ada semangat untuk memenuhinya.

Tak bosan-bosannya penulis menyuguhkan artikel yang berbau properti dan dipost menjadi sebuah artikel agar dapat bermanfaat bagi yang membutuhkan. Semoga menjadi amalan saya, anda dan kita semua.

Status Hak Kepemilikan,
Sebelum melakukan transaksi pembelian properti, langkah awal yang harus dilakukan adalah melakukan pengecekan akan status hak kepemilikan atas properti dimaksud.

Status legalitas tertinggi kepemilikan dimulai dari Hak Milik, Hak Guna Bangunan, Hak Guna Sewa, dan seterusnya hingga status yang sederhana yaitu kepemilikan dalam bentuk status Letter C, Petok D, Surat Tanah yang diterbitkan oleh pemerintahan desa setempat.

Harga,
Faktor ini dipengaruhi oleh banyak hal diantaranya adalah status hak kepemilikan, lokasi properti, view/arah hadap rumah, luas bangunan, luas tanah, fasilitas umum, fasilitas sosial, fasilitas kesehatan, ketersediaan transportasi umum dan yang tidak kalah penting siapa pengembang perumahannya dan masih banyak lagi

Kontruksi,
Sebagian besar end user dalam melakukan pembelian rumah untuk segera dapat dihuni tanpa melakukan renovasi besar dalam waktu dekat karena keterbatasan anggaran, maunya plug and play. Hal ini lebih banyak ditemui untuk end user rumah kelas menengah kebawah.

Luas Tanah & Bangunan,

Faktor luas tanah dan luas bangunan akan menentukan harga properti. Dan secara otomatis di masa depan akan menciptakan lingkungan sosial kehidupan bertetangga dalam satu kawasan properti.