Sebelum memilih jenis hunian yang ingin dibeli, ada baiknya juga mempertimbangkan beberapa hal berikut ini.

  1. Lokasi Bangunan

    Mau beli rumah di pusat kota? Sah-sah saja asalkan ada budget karena harganya sudah pasti mahal. Mungkin dua kali lipat dari harga rumah di daerah pinggiran atau suburban.

    Alternatif terbaik adalah tinggal di apartemen. Pada umumnya, apartemen dibangun di lokasi yang strategis untuk memudahkan mobilitas masyarakat. Itu artinya, kamu bisa menghemat waktu di perjalanan. Tidak ada yang namanya “tua di jalan”, apalagi di Jakarta yang super macet.

  2. Harga Bangunan

    Meskipun kota-kota besar seperti Jakarta sudah padat, masih ada kemungkinan untuk dapat hunian di tengah kota. Konsekuensinya adalah harganya yang selangit, khususnya untuk rumah tapak.

    Bagi milenial yang mencari hunian ramah di kantor, alternatif terbaik adalah apartemen. Itu juga yang letaknya agak jauh dari kota. Estimasi harganya mungkin di kisaran Rp 300-400 juta.

    Apartemen cocok, terutama bagi yang belum berkeluarga. Jika sudah, alihkan perhatian untuk membeli rumah tapak. Meskipun mahal, tapi jauh lebih nyaman untuk ditempati beberapa anggota keluarga.

  3. Biaya yang Dikeluarkan

    Tinggal di apartemen memerlukan biaya ekstra, lho! Biaya tersebut adalah biaya perawatan dan pengelolaan bangunan yang bisa dibayarkan setiap bulan. Ada juga yang dibayar sekali dalam tiga bulan.

    Biayanya lumayan besar dan belum termasuk biaya parkir, listrik, dan air. Berbeda dengan tinggal di rumah tapak. kamu tidak perlu mengeluarkan biaya apa-apa lagi di kemudian hari, kecuali jika ingin merenovasi atau memperbaiki rumah. Namun, jika rumah tapak berada di lokasi perumahan elit, mungkin akan dikenakan biaya keamanan setiap bulan.

  4. Kepemilikan lahan

    Apartemen adalah bangunan vertikal, jadi tidak ada namanya sertifikat kepemilikan lahan. Penghuni hanya memiliki sertifikat hak milik atas apartemen yang dihuninya, sementara sertifikat lahan ada di tangan pengembang.

    Apartemen juga memiliki masa berlaku, yaitu 20 tahun. Setelah masa ini habis, penghuni harus melakukan perpanjangan agar bisa tinggal di apartemen tersebut.

    Berbeda dengan rumah tapak yang lahannya bisa dimiliki oleh perseorangan. Sewaktu membeli rumah, kamu akan diberikan Sertifikat Hak Milik (SHM) oleh pengembang. Selama sertifikat tersebut ada di tangan, maka rumah tersebut menjadi hak kamu.

  5. Fasilitas

    Dari segi fasilitas, apartemen jauh lebih menguntungkan. Dekat dengan gedung perkantoran, mall, supermarket, mesin ATM, sekolah, dan rumah sakit. Di dalam apartemen juga disediakan fasilitas untuk memanjakan penghuni, seperti pusat kebugaran, taman bermain, lounge, dan kolam renang.

    Penghuni apartemen tak perlu pergi jauh-jauh kalau lagi gabut. Cari hiburan dengan berjalan kaki pun bisa. Sementara penghuni rumah tapak tidak mendapatkan keistimewaan ini. Konsekuensinya tentu ada, yaitu harga apartemen lebih mahal. Mungkin untuk ukuran studio bisa dihargai Rp 700-800 juta.

  6. Tingkat Keamanan

    Apartemen maupun rumah tapak memiliki sistem keamanan yang cukup baik. Keduanya sama-sama dilengkapi dengan security dan kamera CCTV. Perbedaannya ada di akses menuju hunian.

    Di apartemen, pengunjung harus memiliki akses tersendiri untuk bisa naik lift. Sedangkan di rumah tapak, cukup menunjukkan atau meninggalkan identitas saja dikasih masuk. Mengingat keamanan sangat penting, tak heran jika apartemen makin diminati karena sistem keamanannya jauh lebih baik.

    Namun, terdapat banyak rumah tapak pula dengan sistem keamanan yang baik. Kamu dapat mencari berbagai Town House yang memberikan layanan keamanan hampir sama dengan keamanan di apartemen. Jika memiliki Town House pengunjung akan tersaring dan juga terjamin karena pengunjung akan dimintakan kartu identitas terlebih dahulu sebelum berkunjung.

  7. Gaya Hidup dan Aktivitas

    Gaya hidup dan padatnya aktivitas juga perlu dipertimbangkan saat memilih antara rumah tapak dan apartemen. Jika kamu suka nongkrong, ingin akses yang mudah, dan suka lembur di kantor, sebaiknya ambil apartemen yang lokasinya tidak jauh dari kantor untuk mempermudah mobilitas.

    Jika ingin beli rumah, sudah susah dapat di Jakarta. Paling banter dapat di daerah suburban, misalnya arah ke Bogor atau Tangerang Selatan.

  8. Investasi Jangka Panjang

    Dari segi investasi, keduanya sama-sama menguntungkan. Namun, melihat fenomena yang terjadi saat ini, investasi di apartemen lebih untung karena harga apartemen itu sendiri lebih mudah dijangkau.

    Harga beli apartemen dalam 3-5 tahun ke depan mungkin masih di kisaran ratusan juta kalau ingin dijual, sedangkan rumah bisa miliaran. Dari jumlah uang yang dikeluarkan, masyarakat cenderung memilih apartemen, kan?