Mengunggah listing properti adalah makanan sehari-hari seorang agen properti. Ibaratnya seperti menulis sebuah berita bagi wartawan. Dua pekerjaan ini sebenarnya mirip-mirip. Wartawan bekerja menulis fakta, agen menulis deskripsi properti.
Listing pada dasarnya adalah daftar properti yang dimiliki agen. Sebagai sarana promosi atas barang yang ditawarkan, maka listing harus bisa menjelaskan properti tersebut. Jika wartawan menggali informasi, agen cukup mengetahui detail properti yang akan dipromosikannya. Satu kesamaan kuat antara berita dan listing properti adalah, pembaca tak perlu lagi mencari informasi tambahan dari sumber lain. Bahasa sederhananya, listing harus ringkas dan tuntas.
Informasi yang anda tuliskan dalam listing, akan menjadi titik awal konsumen membeli properti yang ditawarkan agen. Karena informasi itu akan menjadi bahan pertimbangan konsumen. Untuk itu, agen perlu memastikan bagaimana menulis listing yang disukai konsumen? Bagaimana menulis listing yang ringkas dan tuntas? Bagaimana memberikan informasi yang bisa jadi pertimbangan konsumen dalam membeli properti?
Judul yang menarik, tapi tak berlebihan Jika ibarat sebuah berita, listing perlu dikepalai dengan judul yang menarik. Agar sekali konsumen melihat judul, mau membuka listing Anda. Maka perlu judul perlu dibuat dengan bahasa yang clickbait tapi tak menipu. Judul sendiri, pada dasarnya adalah satu kalimat yang bisa mewakili isi dari listing tersebut. Jika ada rumah sederhana yang bisa dimiliki tanpa perlu uang muka, beri judul Rumah minimalis tanpa DP. Bisa juga tulis judul dengan keunggulan listing tersebut. Misalnya, Rumah Skandinavian 500 juta di Jaksel
Deskripsi yang jelas Salah satu bentuk kejujuran dalam listing adalah deskripsi yang jelas. Agen perlu mendetailkan listing propertinya. Mulai dari legalitas sertipikatnya, spesifikasi rumah, bahan dan kualitas bangunan, akses ke jalan raya, rumah menghadap ke arah mana, hingga tata ruang rumahnya.
Jelaskan fasilitas atau infrastruktur yang mendukung hunian. Jalan, rumah sakit, apotik, sekolah, pasar, air, hingga penerangan umum. Sehingga, jika agen menawarkan listing mereka, kebutuhan fasilitas pendukung ini sudah dipastikan ada sebelum ditanya konsumen. Jangan berikan deskripsi yang tak jelas.
Misalnya, jika sebuah properti cukup dekat jaraknya dengan stasiun kereta, tuliskan dengan detail berapa jaraknya. Menuliskan jarak dengan estimasi waktu memang penting, tapi malah memberi pekerjaan baru bagi konsumen. Mereka tentu harus mencari ulang di mana sebenarnya lokasi rumah itu, dan berapa jarak sebenarnya.
Visual yang jelas Listing properti sudah wajib harus disertai foto, bahkan video. Visual akan menunjukkan bahwa apa yang Anda deskripsikan memang benar. Sehingga, agen bisa menunjukkan kelebihan properti yang mereka pasang dalam listing. Jangan gunakan foto atau video yang kualitas rendah atau buram gambarnya. Konsumen bisa langsung kehilangan minat jika fotonya tak menarik. Sertakan pula gambar rumah beserta ukurannya. Listing yang disertai gambar rumah menunjukkan rumah tersebut memang dibangun sesuai standar pembangunan dan layak huni.
Metode pembayaran Tujuan akhir konsumen membuka listing agen adalah mendapatkan properti idaman mereka. Dalam pembelian properti, ada beberapa mekanisme pembayaran. Maka, metode pembayaran ini perlu agen jelaskan dalam listing. Model pembayaran apa saja yang diterima. Jika dibayar dengan tunai, bagaimana persyaratannya dan mekanismenya? Jika dibayar tunai bertahap, berapa lama tahapan berlangsung? Kalau pembeli bisanya membeli dengan KPR, bank mana saja yang menjalin kerjasama? Jika bisa dihadirkan, simulasi KPR juga akan sangat membantu konsumen Anda.